Oleh; Zainal Anshari Marli *)
“hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan Ulil Amri diantar kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentag sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul(Nya). Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (Surat An- Nisa ayat 59).
Masalah kepemimpinan dikalangan umat manusia, termasuk salah satu poin yang diingatkan Allah Swt di dalam al-Quran-Nya. Allah menyampaikan agar kita taat kepada Allah dan taat kepada Rasulullah serta taat kepada para pemimpin. Pemimpin dalam konteks ini, tentu saja mulai dari kepemimpinan yang paling bawah sampai yang paling atas, misalkan kepemimpinan dalam rumah tangga, kepemimpinan di dalam lingkungan masyarakat (RT-RW), Kepela Desa / Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri, Wakil Presiden dan Presiden dan semacamnya. Kita harus taat dan patuh kepada mereka semua, senyampang para pemimpin melakukan kebaikan dan ketaatan untuk kebaikan umat manusia.
Dalam hal ini, ada beberapa dasar dari Rasulullah Saw sebagai berikut; pertama; “penguasa adalah naungan Allah di bumi, yang kepadanya orang yang teraniaya terlindungi”, kedua, “tidak boleh taat terhadap kemaksiatan, sesungguhnya ketaatan itu hanya kepada kebajikan”. Arahan Nabi Muhammad ini cukup menjadi dasar bagi kita untuk tunduk dan patuh kepada para pemimpin kita yang sedang berbuat kebajikan dan kemaslahatan untuk masyarakat yang dipimpinnya.
Menjadi pemimpin memang tidak mudah, ada banyak kesulitan yang dihadapi, pun ada banyak hal mudah yang dapat dilalui. Di dalam buku tentang kepemimpinan, setidaknya terdapat beberapa catatan tentang kepemimpinan, di antaranya adalah; 1) Pemimpin mampu menjadikan segalanya nyata. 2) Pemimpin mendengarkan dulu, baru memimpin. 3) Pemimpin menjawab pertanyaan dengan jelas dan terarah. 4) Pemimpin menguasai visinya sehingga mampu bekerja di mana dan kapan saja di segala kondisi. 5) Pemimpin selalu penuh keingintahuan. 6) Pemimpin selalu mendengar dari dua sisi. 7) Pemimpin pasti selalu memiliki persiapan, persiapan, dan persiapan (diadaptasi dari https://smangap.com/7-prinsip-sukses-menjadi-pemimpin).
Dalam sebuah artikel yang kreatif, Arry Rahmawan menguraikan sebagai berikut; Petunjuk kepemimpinan dalam Rukun Islam. 1) (Syahadat): Prinsip Visioner, 2) (Shalat): Prinsip Disiplin, 3) (Puasa): Prinsip Integritas, 4) (Zakat): Prinsip Peduli, 5) (Naik Haji): Prinsip Rendah Hati (diadaptasi dari http://arryrahmawan.net/5-prinsip-kepemimpinan-dalam-islam), yang menjadi perhatian kita adalah prinsip peduli dan melayani, terutama pada masalah kepemimpinan dan pelayanan di Jember. Hal ini perlu kita sampaikan, tentu dengan harapan, rakyat akan memperoleh pelayanan yang semakin baik dan semakin prima dikemudian hari. Oleh karena, wujud pemerintahan pada hakekatnya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyat yang termasuk dalam satuan administratif pemerintahan itu sendiri.
Menyampaikan Keluhan
Dalam beberapa tahun ini, Kabupaten Jember di bawah kepemimpinan dr. Faida, MMR dan Drs. KH. A. Muqit Arif, mengalami beberapa kemajuan dan disisi lain ada juga kemundurannya. Misalkan dari aspek kemajuan, masalah lalu lintas, masalah pengairan, keberadaan Badan Amil Zakat (BAZ) Jember, masalah pelayanan kesehatan dan lainnya mendapatkan catatan positif dari beberapa pihak termasuk pemerintah pusat. Walaupun disisi yang lain, juga terdapat banyak hal yang masih harus dibenahi dan itu memerlukan tangan dingin dari dr. Faida, MMR dan Drs. KH. A. Muqit Arif, hal-hal tersebut misalkan sebagai berikut;
Pertama, masalah pelayanan publik, dalam hal pembuatan KTP, KK, Akte Kelahiran dan semacamnya. Jika kita lihat pemandangan di depan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Jember beberapa tahun ini, khususnya pada jam 04.00 (pagi), kita akan menjumpai kerumunan banyak orang yang sedang menunggu antrian pembuatan KTP, KK dan semacamnya. Hal ini juga terjadi di sekitar Roxy Square, sebelum jam 07.00 (pagi), tentu saja ini masalah pelayanan yang perlu dimaksimalisasi kepada masyarakat Jember.
Kita masih ingat, beberapa tahun lalu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, marah besar kepada bawahannya, gara-gara urusan pembuatan KTP dan KK yang sampai berhari-hari. Risma marah besar, gara-gara warganya yang sedang membawa anak kecil tak kunjung rampung membuat KTP dan KK. Menurut Risma, hal itu cukup mengganggu pekerjaan warga dan begitu banyak biaya yang dikeluarkan warganya, karna harus bolak-balik ke kantor dinas dukcapil. Dan hal lain yang kita jumpai di Jember ini, pembuatan KTP dan KK ada yang sampai 1 tahun lebih tak kunjung rapung, seperti dialami oleh beberapa keluarga di salah satu kecamatan kotatif di Jember.
Kedua, masalah buta aksara dan gizi buruk di Jember, dalam beberapa tahun terakhir, Jember memiliki pekerjaan rumah yang sangat rumit dalam dua hal ini. Tentu sebagai rakyat biasa, kita berharap melalui tangan dingin dr. Faida, MMR dan Drs. KH. A. Muqit Arif dapat menyelesaikan masalah pekerjaan rumah tersebut, hal terebut memang berat, karena tidak hanya menyangkut angka-angka statistik di BPS, hal tersebut memerlukan ketulusan, keikhlasan dan totalitas dr. Faida, MMR dan Drs. KH. A. Muqit Arif untuk menyelesaikan beban rakyat Jember dimaksud.
Ketiga, saat ini sedang marak kegiatan atau aksi-aksi yang menunjukkan penguatan gerakan transnasional, yang akan memporak-porandakan hubungan intern dan ekstern ummat beragama di Indonesia, termasuk di Jember. Beberapa bulan lalu, densus 88 menangkap salah satu oknum teroris (di Tegal Besar) yang dinilai terkait dengan aksi-aksi kekerasan mengatasnamakan agama beberapa waktu lalu di Surabaya. Tentu saja hal ini perlu mendapatkan perhatian sangat serius, mengingat Jember sabagai salah satu kota pendidikan di Jawa Timur yang menjadi target sasaran gerakan radikalisasi, (baca hasil riset Radicalism Rising Among Educated People? Alvara Research Center, Juni 2018).
Sebagai rakyat biasa, tentu saja kita berharap, duet kepemimpinan Dokter dan Kiai di Jember ini akan memberikan dan melahirkan banyak kemaslahatan yang lebih besar yang akan dirasakan rakyat Jember. Tentu saja, kita merasakan telah banyak prestasi yang dilahirkan dari duet dokter dan kiai ini, dan kita juga merasakan masih banyak masalah yang harus dituntaskan, misal saja masalah hubungan disharmoni eksekutif dengan legislatif, masalah bansos yang tidak merata, masalah perijinan investasi, masalah perbaikan jalan yang cenderung lambat dan semacamnya. Namun demikian, kita memahami, siapapun pemimpinnya, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Di sisa kepemimpinan dr. Faida, MMR dan Drs. KH. A. Muqit Arif, kita doakan dan kita berharap agar pekerjaan rumah tersebut dapat tertangani dengan baik, khususnya menyangkut pelayanan kepada warga terkait pembuatan KTP, KK, kartu tanda kelahiran dan semacamnya. Semoga duet kepemimpinan Dokter dan Kiai ini dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan optimal kepada rakyat Jember, dan mereka diberikan kekuatan untuk memberikan yang terbaik tersebut, amiiin allahumma amiin.
*) Zainal Anshari Marli adalah dosen tetap IAIN Jember, pelayan Masjid Jami al-Baitul Amien dan Masjid Baitur Rahim Sempusari Jember.