Sukowono, pcnujember.or.id – Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jember, Gus Asep Jamaluddin, mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW, saat peringatan Isra’ Mikraj di Pondok Pesantren Nurul Qarnain, Sukowono, Jember, Selasa, (28/01/2025).
Dalam ceramahnya, Gus Jamal menyebut ada perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang menakjubkan dan momen ketika Malaikat Jibril merasa takut terbakar saat mendekati Sidratul Muntaha. Ia memulai ceramahnya dengan menekankan kemuliaan segala sesuatu yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
“Setiap hal yang bersanding dengan Al-Qur’an menjadi mulia. Waktu diturunkannya Al-Qur’an dianggap sebagai malam yang mulia, yaitu Laytlatul Qadar. Tempat turunnya wahyu, Makkah, juga menjadi tempat yang dicintai Allah dan dijuluki Sayyidul Buldan (pemimpin negeri),” ujarnya.
Gus Jamal menyebutkan bahwa dalam peristiwa Isra’ Mikraj, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu naik ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha.
Di sana, Allah SWT menyiapkan tempat khusus untuk Nabi Muhammad menerima perintah sholat. Namun, Malaikat Jibril, yang menemani Nabi, enggan masuk ke tempat tersebut.
“Malaikat Jibril berkata kepada Nabi; wahai Nabi, jika aku ikut masuk ke sana, sedikit saja dariku melintasi batas itu, niscaya aku akan terbakar,” kisah Gus Jamal.
Menurut Gus Jamal, kejadian itu menunjukkan betapa agungnya tempat tersebut dan betapa terbatasnya makhluk ciptaan Allah, bahkan malaikat sekalipun, di hadapan kebesaran-Nya.
Gus Jamal melanjutkan, Nabi Muhammad SAW awalnya menerima perintah untuk melaksanakan sholat 50 waktu dalam sehari. Namun, setelah mendapat saran dari Nabi Musa AS, Nabi Muhammad memohon keringanan kepada Allah SWT.
Akhirnya, Allah memberikan keringanan dengan mengurangi jumlah sholat menjadi 5 waktu sehari, tetapi dengan keistimewaan bahwa pahala sholat 5 waktu tersebut setara dengan 50 waktu.
“Allah memberikan keistimewaan kepada umat Nabi Muhammad. Meskipun sholatnya hanya 5 rakaat, pahalanya sama dengan 50 rakaat,” jelas Gus Jamal.
Di akhir ceramahnya, Gus Jamal mengingatkan pentingnya menjaga sholat sebagai wasiat terakhir Nabi Muhammad SAW.
“Saat Nabi Muhammad hendak wafat di pagi hari, beliau berwasiat kepada umatnya untuk menjaga sholat. Sholat adalah tiang agama, dan siapa yang menjaga sholat, berarti ia menjaga agamanya,” tegas Gus Jamal.
Ceramah ini mengingatkan umat Islam akan keagungan peristiwa Isra’ Mikraj dan pentingnya sholat sebagai hadiah moment tersebut sekaligus ibadah utama yang menghubungkan manusia dengan Allah SWT.
Reporter: Wildan Miftahussurur
Editor: Maulana
Publisher: Irwansyah