Jember,pcnujember.co.id-08/05/2020
Umat Muslim berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam selama satu bulan penuh sebagai bagian dari ritual pengabdian diri di setiap tahun. Berpuasa adalah kewajiban bagi semua Muslim yang dewasa yang dapat menahan diri tanpa makan dan minum. Tetapi ada beberapa pertimbangan dalam hal puasa saat pandemi. Pandemi yang telah merenggut nyawa dan menjangkit manusia di seluruh penjuru dunia.
Situasi tersebut berdampak buruk terhadap kondisi manusia baik secara ekonomi maupun kejiwaan. Kondisi ekonomi turun dan lesu, sedangkan pengaruhnya terhadap kondisi kejiwaan adalah dapat menyebabkan rasa panik dan cemas. Oleh sebab itu, kita tetap perlu untuk tidak takut dan khawatir menghadapinya.
Tetap tenang dan berusaha penting sekali karena di balik situasi ini terdapat sisi lain yang berkaitan dengan kemudahan. Allah berfirman:
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka sesungguhnya bersamaan dengan kesusahan dan kesempitan itu tersedia dan kelapangan. Sesungguhnya bersamaan dengan kesusahan dan kesempitan itu tersedia dan kelapangan.” (QS. al-Insyirah: 5-6).
Dalam Tafsir al-Wajiz dijelaskan bahwa dalam setiap kesulitan yang berubah dengan cepat, seperti halnya Nabi SAW akibat gangguan orang-orang musyrik yang kemudian berubah menjadi kemudahan dan pertolongan bagi mereka. Ayat ini diturunkan saat orang-orang musyrik mengejek orang-orang muslim dengan kefakirannya. Ketika ayat ini diturunkan, Nabi SAW bersabda yang diriwayatkan Ibnu Jarir dari Hasan Al-Bashri: “Apakah kalian senang atas posisi kalian yang membutuhkan, kesulitan tidak akan selalu berada di atas perbincangan”.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).
Bisa saja sekarang situasi sedang sempit. Tetapi tetap tenang dan tetap berusaha untuk menjemput rezeki, in sya Allah dengan tetap tenang dan berusaha nantinya berbuah rezeki yang mudah dan diridhoi Allah.
Ada pula hadist Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yng berbunyi:
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi no. 2155)
Dapat disimpulkan bahwa pandemi adalah bagian dari takdir Allah. Di balik situasi sulitnya pandemi, terdapat kemudahan yang belum kita ketahui. Tetap tenang dan berusaha, in sya Allah kita mampu melewatinya. (Wan/Ay)
Oleh : Wazir Ilahi, M.Pd.I Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama ( LDNU ) Jember