Patrang, pcnujember.or.id – Organisasi dikatakan besar dan maju, apabila kaderisasinya berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan pergantian kepemimpinan sesuai ketentuan yang ada. Termasuk di dalam IPNU-IPPNU Kecamatan Patrang. Memasuki akhir periode kepengurusan, mereka melanjutkan estafet kepengurusan dengan menggelar Konferensi PAC IPNU-IPPNU Patrang, Ahad (28/02/2021) di Pondok Pesantren Al-Aufa, Patrang.
Ketua PC IPNU Rekan Alfan mengatakan, sebagai pengurus yang akan purna, mereka bukan hanya mempertanggung jalannya kepengurusan kepada para kader, namun juga pertanggung jawaban kepada Allah SWT. “Semoga ini menjadi wasilah bahwa kita semua pernah ikut andil, berproses, mengembangkan Ahlussunnah wal Jama’ah An nahdliyah,” jelasnya.
Baca juga : Resmi dilepas, Puluhan Pendekar Pagar Nusa Jember Ikuti Piala RMI Se Jawa dan Bali
Ia menambahkan, Konferancab diadakan bukan hanya pergantian kepemimpinan, tapi juga suatu wujud pengabdian kepada Nahdatul Ulama, dan melanjutkan perjuangan para pendirinya. Seperti KH Hasyim ‘Asyari, KH Wahab Hasbullah, KH Cholil Bangkalan, dan KH As’ad Samsul Arifin, dan lainnya.
“Keterlibatan kita dalam organisasi ini bukan hanya memilih dan mendengarkan tanggung jawab kepengurusan, namun juga bentuk pengabdian kita kepada pendiri-pendiri Nahdatul Ulama,” tambah Ahmad Saifudin, selaku tuan rumah Konferensi Anak Cabang IPNU-IPPNU Patrang. Ia juga berharap, kepengurusan yang baru bisa lebih baik dari kepengurusan sebelumnya. “Kita sudah diberi amanah oleh Allah SWT. Mari kita belajar menjadi orang sholeh,” imbuhnya.
Baca juga : Unik, Ada Sholawatan di Tengah Pagelaran Wayang
Saat sidang pemilihan ketua, terpilih Rekan Bayid dan Rekanita Geby sebagai ketua PAC IPNU-IPPNU Patrang masa khidmad 2021-2023. Mereka bakal meneruskan kepengurusan Rekan Adinda dan Rekanita Dini selaku Ketua IPNU-IPPNU PAC Patrang periode sebelumnya.
Rekanita Lucky selaku Ketua PC IPPNU Jember saat penutupan menyampaikan, sebuah organisasi ibaratnya sebuah kapal. Sebagaimana diketahui, kapal dikemudikan seorang nahkoda dengan dibantu oleh awak kapal. Tidak bisa jika keduanya berjalan sendiri-sendiri, namun harus berbarengan. Karena saat dihantam badai atau ombak besar, kerjasama itulah yang akan menyelamatkan nasib kapal, begitupun pun dengan adanya sebuah organisasi.
“Jadi semua elemen perlu bekerja sama. Jangan sampai masalah antar individu melebur ke organisasi. Karena sejatinya, IPNU-IPPNU adalah satu keluarga,” pungkasnya.
Reporter: Yunike Wulandari
Editor: Maulana Al Fatih
Publisher: Irwansyah G Ibrahim