Wuluhan, pcnujember.or.id – Di sebuah sekolah di Jalan Pahlawan No. 186 Wuluhan, pagi dimulai dengan gemuruh tahlil dan lantunan Surat Yaa Sin, namun siangnya riuh dengan desain grafis dan latihan band. Inilah SMAS 2 Diponegoro Wuluhan, where tradition meets transformation, mencetak generasi milenial yang akrab dengan gadget namun tak lupa dengan spiritualitas.
Di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Islam Bintang Sembilan (Yasppibis), sekolah yang berdiri sejak 1982 ini menawarkan pendidikan holistik. “Kami ingin menciptakan lulusan yang mampu hidup di dua dunia : dunia digital dengan segala kecanggihannya, dan dunia spiritual dengan nilai-nilai keislaman Ahlussunnah wal Jama’ah,” papar Moh. Zainul Musthofa, S.Pd, Kepala Sekolah.
Yang unik, sekolah ini tak hanya fokus pada kecanggihan teknologi. Di sela-sela pembelajaran Google Workspace dan desain grafis, siswa juga diajak bercocok tanam dan berkebun. “Ini adalah bentuk keseimbangan. Mereka belajar coding, tapi juga memahami bagaimana makanan tumbuh dari tanah,” tambah Zainul.
Program unggulan sekolah memang beragam; mulai dari pembinaan talenta digital, seni musik melalui band dan marching band, hingga prakarya dan bercocok tanam. Marching Band Maha Bintang sekolah ini bahkan kerap tampil di ajang bergengsi Jember Fashion Carnaval.
Penanaman nilai-nilai ke-NU-an diintegrasikan dengan gaya kekinian. Melalui mata pelajaran keagamaan dan pembiasaan sehari-hari, siswa diajarkan Islam yang moderat dan toleran.
“Kami tidak hanya mengajarkan teori, tetapi bagaimana nilai-nilai tasamuh (toleransi) dan tawasuth (moderasi) diterapkan di media sosial dan kehidupan digital,” jelas salah seorang guru.
Siswa juga diarahkan untuk aktif di organisasi ke-NU-an seperti IPNU dan IPPNU, sebagai wadah pengkaderan generasi muda NU yang melek teknologi.
Hasil dari pendekatan pendidikan yang unik ini terlihat dari prestasi siswa. Beberapa di antaranya berhasil menyusun buku ber-ISBN, sementara yang lain meraih prestasi di lomba tingkat provinsi.
“Saya belajar banyak di sini, dari bikin konten digital sampai organisasi. Yang paling berkesan bisa nerbitin buku sambil tetap menjalankan tradisi keagamaan,” cerita salah seorang siswa.
Ke depan, sekolah ini berkomitmen terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan melengkapi sarana penunjang bakat siswa. Dengan konsep “dari kebun ke digital”, SMAS 2 Diponegoro Wuluhan membuktikan bahwa menjadi modern tak harus meninggalkan tradisi, dan menjadi religius tak harus anti-teknologi.
Mereka mencetak generasi yang akrab dengan startup tapi paham tahlilan, jago desain grafis tapi bisa bercocok tanam – kombinasi unik yang siap menghadapi tantangan zaman.
Yuk mondok dan sekolah di SMAS 2 Diponegoro Wuluhan! Tempatnya generasi muda yang pengen jago digital tapi tetap ngaji, kreatif tapi tetap rendah hati. Dari sini lahir penulis muda, musisi berbakat, dan petani modern. Daftar sekarang dan jadi bagian dari keluarga besar SMAS 2 Diponegoro Wuluhan! Info lengkap di Instagram @smadipo.id atau datang langsung ke Jalan Pahlawan No. 186 Wuluhan.
Editor : Irwansyah GI
