Ada kelompok yang beranggapan, jika orang tua Nabi Muhammad SAW itu kafir. Bahkan dengan sangat mudah mengatakan kalau Abdullah dan Aminah termasuk penghuni neraka. Pernyataan tersebut didadasarkan karena kedua orang tua Nabi belum sempat beriman atau masuk Islam. Benarkah demikian?.
Ulama Ahlissunnah Wal Jamaah telah sepakat bahwa leluhur Nabi Muhammad SAW, tidak ada yang menyembah berhala (musyrik). Mereka tergolong orang-orang yang suci. Meskipun berada di masa Jahiliyah, leluhur Nabi tidak memiliki kebiasan sebagaimana kebiasaan buruk orang Jahiliyah saat itu. Seperti berzina, menyembah berhala, meminum arak dan lain sebagainya.
Oleh karenanya, tidaklah beradab kalau kita serta merta menghukumi orang tua kekasih Allah dengan kata kafir. Wajib hukumnya meyakini bahwa Rasulullah SAW, terlahir dari nasab yang suci atas pilihan Allah SWT.
Tentang kesucian nasab, Nabi Muhammad SAW, bersabda:
إن الله اصطفى من ولد إبراهيم إسماعيل واصطفى من بني إسماعيل بني كنانة واصطفى من بني كنانة قريشا واصطفى من قريش بني هاشم واصطفاني من بني هاشم
“Sesungguhnya Allah memilih daripada anak-anak Ibrahim: Ismail, memilih daripada anak-anak Ismail: Bani Kinanah, memilih daripada Bani Kinanah: Quraisy, dan memilih daripada Quraisy: Bani Hasyim, dan Allah SWT memilih saya daripada Bani Hasyim. (HR. Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam karyanya Nur Al Dhalam, Syarah Mandhumah Aqidati al ‘Awam, menegaskan sebagai berikut:
قال الباجوري فالحق الذي نلقى الله عليه أن أبويه صلى الله عليه وسلم ناجيان على أنه قيل أنه تعالى أحياهما حتي آمنا به ثم أماتهما لحديث ورد في ذلك وهو ما روي عن عروة عن عائشة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سأل ربه أن يحيي له أبويه فأحياهما فآمنا به ثم أماتهما
قال السهيلي والله قادر على كل شيء له أن يخص نبيه بما شاء من فضله وينعم عليه بما شاء من كرامته
Artinya: Syekh Ibrahim Al-Bajuri mengatakan: “Pernyataan yang benar adalah orang tua Rasulullah SAW, keduanya selamat dari siksa neraka. berdasarkan riwayat yang menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT menghidupkan kembali kedua orang tua Nabi, hingga kemudian keduanya beriman kepada putranya, lalu Allah SWT mewafatkannya kembali (karena adanya hadits yang menyebutkan demikian). Hadits tersebut diriwayatkan dari Urwah dari Sayidah Aisyah RA; sesungguhnya Rasululah SAW memohon kepada Allah SWT untuk menghidupkan kembali kedua orang tuanya sehingga keduanya beriman kepada putranya, lalu Allah SWT mewafatkannya kembali”.
As-Suhaili berkata: “Allah maha kuasa atas segala sesuatu, termasuk memberikan kekhususan bagi Nabi-Nya, sesuai keinginan dari karunia-Nya. dan melimpahkan nikmat-Nya kepada Nabi, dari kedermawanan-Nya,” (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nur Al Dhalam, Syarah Mandhumah Aqidati al ‘Awam. Dar Al Minhaj, 2008. Hal. 179).
Al Hafidh Syekh Syamsuddin bin Nashiruddin Al Dimasyqi berkata:
حفظ الاله كرمة لمحمد # اباءه الأمجاد صونا لإسمه
تركوا السفاح فلم يصبهم عاره # من آدم وإلى أبيه وأمه
“Tuhan memelihara nenek moyangnya yang mulia (dari kenistaan) karena menjaga nama Muhammad. Mereka meninggalkan perzinaan, maka dari itu cacat perzinaan itu tidak menimpa nenek moyangnya, dari Nabi Adam hingga Bapak dan Ibunya”.
Demikianlah, Allah SWT, tidak akan memilih seorang hamba, sebagai leluhur Nabi Muhammad SAW, kecuali terlahir dari orang-orang yang suci. Maka dari itu sebagai penganut paham Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyyah, jangan beranggapan jika kedua orang tua Nabi itu kafir. [Abdillah]