Jas Hijau, Jangan Sekali-kali Lupakan Jasa Ulama

LTMNU Jember: Tiga Tugas Utama Ketakmiran Masjid

Faiq Al Himam/MWC NU Jenggawah: Pembinaan dan Pengukuhan Takmir Masjid dan Khatib Se-Kecamatan Jenggawah

Jenggawah, pcnujember.or.id – Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama’ (LTMNU) MWC NU Jenggawah menyelenggarakan pengukuhan sekaligus pembinaan kepada Takmir dan Khatib se-Kecamatan Jenggawah, tepat Malam Awal Rajab 1442 H, Senin (12/02/2021) di Masjid Nurul Falah Desa Wonojati Jenggawah.

Dalam acara tersebut, dihadiri para takmir dan khatib dari 67 Masjid se-Kecamatan Jenggawah. Disaat bersamaan, dihadiri Ketua LTMNU PCNU Jember KH Hawari Hamim, juga terlihat Camat, Kapolsek, Danramil, Kepala KUA kecamatan Jenggawah.

Baca juga: MWC NU Jelbuk Siap Menyambut Kepengurusan Baru

Ketua LTMNU PCNU Jember KH Hawari Hamim mengatakan, pengukuhan dan pembinaan ke LTMNU itu dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi dan keberadaan masjid. Menurut dia, semua elemen perlu untuk bersama-sama memakmurkan masjid.

Kiai yang juga Ketua Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jember itu menyampaikan tiga hal, mengenai tugas ketakmiran dan menghidupkan masjid. “Pertama Idarah, artinya tugas takmir di bidang pengelolaan organisasi, administrasi, dan manajeman,” jelasnya.

Sementara yang kedua, lanjut dia, yakni Imarah atau tugas kepemimpinan. Seperti menjaga komunikasi, transparansi, kekompakan, dan hubungan dengan jama’ah. Ketiga yaitu Ri’ayah atau memakmurkan masjid dan juga memikirkan kesejahteraan khatib, muadzin, dan bilal. “memang khatib, muadzin, dan bilal wajib ikhlas, tetapi takmir wajib menjaga keikhlasan mereka dengan memikirkan kesejahteraan mereka,” tambahnya.

Baca juga: IPNU-IPPNU Balung Gelar Makesta Perdana

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa syarat utama takmir ialah beriman kepada Allah SWT sebagaimana thariqat Ahlussunnah Waljamaah an-Nahdliyah. Ia menilai, An-Nahdliyah menjadi sebuah kebutuhan bahkan kewajiban. Karena hari ini, banyak gerakan radikalis, fundamentalis, dan ekstrim, seperti Wahabi dan Syi’ah.

Lalu, juga ada paham yang mencita-citakan kebebasan dan menganggap semua agama benar (Liberalisme). “Acara seperti ini menjadi awal silaturrahim antar masjid dan khatib se-Jenggawah. Dan ini memang dibutuhkan keberadaannya,” tambah Ketua LTMNU MWC NU Jenggawah, Ustadz Muhsin.

Ia berharap, masyarakat bisa kembali ke masjid, menghidupkan dan memakmurkan masjid. “Karena masjid merupakan barometer, maju atau mundurnya Islam. Dan menjadi kuat atau tidaknya suatu daerah dalam mengamalkan ajaran Islam,” pungkasnya.

 

Reporter : Faiq Al Himam

Editor: Maulana Al Fatih

Publisher: Maulana Al Fatih