الخطبة الأولى
َاَلْحَمْدُ لِلهِ اَلحمد لله فَرَّضَ عَلَيْنَا تَعَلُّمَ شَرَائِعِ دِيْنِ الْاِسْلَامِ، وَمَعْرِفَةَ صَحِيْحِ الْمُعَامَلَةِ وَفَاسِدِهَا لِتَعْرِيْفِ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ، وَجَعَلَ مَآَلَ مَنْ عَلِمَ بِذَلِك وَعَمَلَ بِهِ الْخُلُوْدَ فِيْ دَارِ السَّلَامِ، وَجَعَلَ مَصِيْرَ مَنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ دَارَ الْإِنْتِقَامِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالى وَأَشْكُرُهُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْنَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ خُصَّ بِالشَّفَاعَةِ، أَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،
َأَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن
قال النبي صلى الله عليه وسلم: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ، فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ، اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ فأَخْفَاها، حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاه
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Hafidzakumullah.
Ada 7 golongan yang dapat naungan Allah subhanahu wa ta’ala kelak di hari kiamat, Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ، فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ، اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، اجْتَمَعَا عَلَيْهِ، وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ فأَخْفَاها، حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا، فَفَاضَتْ عَيْنَاه. (صحيح البخاري
“Imam yang adil, pemuda yang hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak wanita yang kaya dan cantik untuk berzina, maka laki-laki itu berkata : aku takut kepada Allah, seorang yang bersodaqoh dengan sembunyi-sembunyi sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya, seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian sehingga matanya meneteskan air mata”. (HR. al Bukhari)
- Imam Yang Adil (الإمام العادل)
Imam yang adil adalah siapa yang adil atas kepemimpinannya dan mengatur mereka sesuai dengan Al Qu’an dan Al hadits, baik pemimpin secara umum atau pemimpin secara khusus.
Tatkala Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, menulis surat kepada Al Hasan, supaya menuliskan kepadanya sifat-sifat imam yang adil. Maka Al Hasan menulis kepada Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz –رحمه الله-:
“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, seperti ayah yang mengasihi anaknya, ia mengasuhnya ketika dia masih kecil, ia mendidiknya ketika dia mulai tumbuh besar, ia mengajarinya mencari rizqi ketika dia kesulitan, ia menjadi suritauladan bagi anak-anaknya setelah kematiannya”.
“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, seperti ibu yang penuh kasih sayang , baik dan sahabat bagi anaknya, ia mengandungnya yang berat semakin bertamabah berat, ia melahirkanya dengan mengorbankan jiwa dan raganya, ia mengasuhnya ketika dia kecil, ia selalu terjaga sepanjang hari untuk menjaganya, ia memberikan kehangatan ketika dia kedingainan, ia menyusuinya ketika dia haus, ia memberinya makan ketika dia lapar, ia senang bila anaknya sehat, ia menjadi tempat mengadu ketika dia ada masalah.
Imam yang adil ya Amirul Mukminin menjadi walinya anak yatim, bendaharanya orang miskin, mengasuh yang kecil, memberi makan yang tua”.
“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, seperti hati dengan tubuh yang lain , jika hatinya baik maka tubuh yang lain juga baik, jika hatinya rusak maka tubuh yang lain juga rusak”.
“Imam yang adil ya Amirul Mukminin, ia berdiri dihadapan Allah dan dihadapan hambaNya, ia mendengarkan ucapan Allah dan mendengarkan mereka, ia memperhatikan Allah dan memperhatikan mereka, ia rendah hati dihadapan Allah dan dihadapan mereka, maka tak selayaknya ya Amirul Mukminin dimana Allah sebagai rajamu seperti seorang hamba yang dapat amanah dari tuanya untuk menjaga harta dan keluarganya kemudian ia mengunakan hartanya dan meninggalkan keluarganya, maka keluarganya menjadi miskin dan hartanya cerai berai”.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam, menceritan kondisi pemimpin yang adil disisi Allah subhanahu wa ta’alam dalam Hadits riwayat muslim
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِى حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
“Sesungguhnya seorang pemimpin yang adil disisi Allah, ia berdiri di atas mimbar yang terbuat dari cahaya dan berada di samping kanan yang Maha Pengasih, yang ia berbuat adil dalam hukum, keluarga dan rakyatnya”. (HR. Muslim)
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Hafidzakumullah.
- Pemuda yang hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah – شَابٌّ نَشَأَ فِيْ عِبَادَةِ الله –
Seorang pemuda yang biasanya menghabiskan waktunya untuk bermain-main dan memuaskan hawa nafsunya, akan tetapi pemuda ini yang usianya belum mencapai dewasa di mana kondisinya masih labil dan mendekati masa balligh, sudah berusaha menjalankan kebaikan-kebaikan dan amal-amal shalih, sehingga dia tumbuh dan menjadi pemuda yang dewasa, menjadikan waktu dan umurnya untuk beribadah kepada Allah تعالى , ia tidak kenal melainkan Al Qur’an dan dzikir kepada Allah تعالى .
- Seorang yang hatinya terikat dengan masjid – رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ –
Ini adalah bentuk kecintaan seorang pemuda kepada masjid dan kerinduannya dengan masjid, dia merasa senang berada di masjid, maka ketika dia shalat dhuhur ia menanti-nanti datangnya sholat ‘ashar, jika dia shalat ‘ashar ia menanti-nanti datangnya shalat maghrib, demikianlah dalam shalat lima waktunya.
Hatinya telah terikat dengan masjid dalam ikatan dan perjanjian yang kuat, sungguh kamu akan mendapatkannya mendengarkan ucapanmu, akan tetapi telinganya dan pendengarannya selalu menanti-nanti panggilan shalat, maka ketika adzan dikumandangakan, ia tinggalkan majelis, rapat, diskusi, pekumpulan, pekerjaan dan seluruh urusan dunia untuk menyambut panggilan shalat menuju masjid.
Masjid rumah Allah, dan surga janji Allah untuknya. Ketika dia tinggalkan majelis, rapat, diskusi, pekumpulan, pekerjaan dan seluruh urusan dunia untuk menunaikan ibadah shalat, sungguh dia menjadi seorang yang sangat santun yang membuat manusia sangat mencintainya. ketika dia sampai ke masjid, ia merasa senang dan bahagia sebagai wujud rasa kecintaan dan kerinduannya yang sangat terhadap masjid.
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Hafidzakumullah.
Dahulu, Ayub As Sakhtiyani pada umurnya yang ke 20, ketika ia keluar rumah menuju pasar ia perhatikan manusia dan menasihati mereka, kemudian mereka menanggalkan jabatan dan kedudukan yang mereka bangga-banggakan dan berdiri dengan kedua kaki mereka seraya mengucapkan لا إله إلا الله,
sehingga Al Hasan Al Basri berkata saat melihat Ayub As Sakhtiyani:
“Ini pimpinan para pemuda Al Basrah, dan sungguh saya menyangka bahwa Ayub As Sakhtiyani ahli surga, ia tidak tahu melainkan Allah Azza wa Jalla, Ayub As Sakhtiyani dari rumah menuju masjid senantiasa membaca Al Hadits dihadapan manusia sehingga manusia pada menagis dan hidungnya tersumbat air mata.
dan Ayub As Sakhtiyani berkata: “Apa yang lebih pedih dan sakit! hendak ditampakkan sesunggunya ia dalam kepediahan dan kesakitan”.
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
- Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah- رَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ، اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
Saling mencintai keduanya karena Allah,keduanya seperti hati yang satu, keduanya saling mengetahuai dan merasakan maka apabila salah satu diantara keduanya merasakan sakit yang lainnya juga merasakan sakit. Apabila salah satu diantara keduanya kekurangan harta, datang yang lainnya dengan penuh kesungguhan dan persaudaran memberikan sebagian hartanya, seperti memberikan dirinya sendiri dan sebaliknya. Keduanya bukan saudara, tidak ada hubungan keturunan dan darah, persaudaraan karena Allah dan cinta karena Allah, sungguh indah dan utama rasa kasih sayang mereka.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَفِي الْحَدِيْثِ أَنَّ رَجُلاً خَرَجَ مِنْ قَرْيَةٍ إِلَى قَرْيَةٍ يَزُوْرُ أَخاً لَهُ فِي اللهِ، فَأَرْصَدَ اللهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكاً مِنَ الْمَلَائِكَةِ، فَلَمَّا مَرَّ الرَّجُلُ قَالَ لَهُ اَلْمَلَكُ: أَيْنَ تُرِيْدُ ؟ قَالَ : أُرِيْدُ أَخاً لِيْ فِي اللهِ . قَالَ :هَلْ لَهُ مِنْ نِعْمَةٍ عَلَيْكَ تَرُبُّهَا ؟ قَالَ :لَا غَيْرَ أَنِّيْ أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ . فَقَالَ : فَأَنَا رَسُوْلُ اللهِ إِلَيْكَ (يَعْنِيْ مَلَكاً أَرْسَلَهُ اللهُ ) بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيْهِ. أخرجه مسلم وأحمد
“Sesungguhnya seorang telah keluar dari kampungnya menuju kampung yang lain untuk bersilaturrahmi saudaranya karena Allah, kemudian Allah mengutus utusanNya dari para malaikat, maka tatkala orang itu lewat, malaikat berkata kepadanya: Kemana kamu ingin pergi? orang itu berkata : aku ingin pergi ke saudaraku karena Allah, malaikat itu bertanya: Apakah ada padanya kenikmatan yang ingin kamu miliki? orang itu berkata: tidak ada satupun. Sesunggunya aku mencintainya karena Allah. Maka malaikat itu menjawab: sesungguhnya aku utusan Allah (malaikat yang Allah mengutusnya) atasmu, sesungguhnya Allah mencintaimu seperti kamu mencintai saudaramu”. (HR. Muslim dan Ahmad)
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
- Seorang laki-laki yang diajak wanita kaya nan cantik untuk berzina, maka laki-laki itu berkata : aku takut kepada Allah – رَجُلٌ طَلَبَتْهُ اِمْرَأَةٌ ذَاتَ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ –
Seorang Wanita yang menginginkan laki-laki untuk melakukan perbuatan zina dan wanita itu dari keluarga yang baik, keluarga yang mulia dan keluarga yang terpandang, dan ia tidak takut terjatuh dalam perbuatan zina, maka sesungguhnya kedudukannya tersebut memungkinkan ia aman berbuat zina dan keluar dari masalah tersebut dan ia tidak takut dari ditegakkannya hukum rajam.
Dan ia juga wanita yang sangat cantik jelita, maka oleh sebab itu ia merayu laki-laki itu dengan kecantikan dan kedudukannya akan tetapi laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan Seluruh Alam”. maka ia berhak dengan sebab ini mendapat naungan di hari kiamat yang tidak ada naungan melainkan naungan Allah subhanahu wa ta’ala.
Orang yang sanggup melakukan ini akan termasuk ke dalam firman Allah Ta’ala:
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya”. (QS. An-Nazi’at: 40)
kisah ini sama yang di alami Nabi Yusuf – عليه السلام – dengan wanita yang sangat mulia, kemudian Nabi Yusuf -عليه السلام– berkata:
مَعَاذَ اللهِ إِنَّهُ رَبِّيْ أَحْسَنَ مَثْوَايْ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُوْنَ
“aku berlindung kepada Allah sesungguhnya tuhanku sebaik-baik tempat kembali dan sesungguhnya orang-orang yang dzholim tidak akan berhasil”. (QS. Yusuf: 23)
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
- Seorang yang bershadaqah dengan sembunyi-sembunyi sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanannya – رَجُلٌ تَصَدَّقَ، بِصَدَقَةٍ فَأَخَفَّاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقَ يَمِيْنُهُ –
Ada kisah sesungguhnya Ali bin al Husain – رحمه الله – di akhir malam keluar dengan membawa tepung, minyak dan kismis. Ia panggul di atas punggungnya dan melewati rumah-rumah orang miskin di Madinah, kemudian membagi-bagikannya di malam yang gelap di mana tidak ada seorangpun yang melihatnya kecuali Allah.
Ketika beliau wafat, manusia pada datang untuk memandikannya, mereka mendapatkan tanda tali tambang di atas pundak Ali bin al Husain – رحمه الله -. Mereka bertanya kepada keluarganya atas apa yang dilihat. Keluarga beliau menjawab, ini disebabkan karena banyaknya memanggul tepung, kurma dan kismis untuk dibagi-bagikan kepada semua oarang miskin di Madinah.
Ini adalah suritauladan dari orang-orang yang takut sedekahnya diketahui, di mana tidak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah ‘azza wa jalla.
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
- Seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian, hingga matanya meneteskan air mata – رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ –
Seorang yang menangis karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala, telah mengalir air mata di kedua matanya. di saat dirinya sendirian tidak ada seorangpun di sampingnya.
ini adalah bukti keikhlasan seorang hamba, berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala sendirian, menjadikannya terhindar dari prasangka, ria dan sombong. bersamaan dengan itu ia menagis karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga hatinya menjadi tenang, sebagaiman firman Allah Ta’ala:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang beriman yang hati-hati mereka tenang karena berdzikir kepada Allah, ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi tenang”. (QS. ar Ra’du: 28)
Sebaliknya, sedikit berdzikir, membuat seseorang dalam kesusahan dan kesedihan. Kita berlindung dari hal tersebut, sebaigama firman Allah:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan siapa yang enggan berdzikir kepadaKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami kumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 124)
Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah.
Siapa yang mengigat Allah, maka Allah akan mengigatnya. Benar saudaraku muslim, Allah akan mengingatmu di langit, di sisi para malaikat. Rasululllah – صلى الله عليه وسلم – bersabda:
قال الله تعالى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُ
“Allah berfirman: Aku sesuai persangkaan hambaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu, maka jika ia mengingatKu dalam dirinya Aku mengingatnya dalam diriKu dan jika ia mengigatKu dikerumunan banyak orang Aku mengigatnya di kerumunan yang lebih baik darinya”.
Kemudian, penyebutan 7 golongan dalam Hadits ini tidaklah menunjukkan pembatasan. Karena telah shahih dalam Hadits lain adanya golongan lain yang Allah lindungi pada hari kiamat selain dari 7 golongan di atas. Di antaranya adalah orang yang memberikan kelonggaran dalam penagihan utang. Dari Jabir radhiallahu ‘anhu: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ عَنْهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ
“Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang berutang atau menggugurkan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya”.(HR. Muslim no. 5328)
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. يا أيها الذين آمنوا اركعوا واسجدو واعبدوا ربكم وافعلوا الخير لعلكم تفلحون بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
الخطبة الثانية
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله؛ الداعي الى الله ورضوانه، اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد:
أيها الناس: اتقوا الله تعالى حق التقوى، واستمسكوا بلا إله إلا الله؛ فإنها العروة الوثقى، واحذروا المعاصي، واحذروا أسباب سخط الجبار؛ فإن أجسامكم على النار لا تقوى، وتواضعوا لله؛ فإن من تواضع لله رفعه، ومن تكبر على الله وضعه، ومن زرع التقوى حمد عند الحصاد ما زرعه.
واعلموا أن أصدق الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وعليكم بالجماعة؛ فإن يد الله مع الجماعة، ومن شذ شذ في النار.
واعلموا أنكم غدا بين يدي الله موقوفون، وبأعمالكم مجزيون، وعن أفعالكم محاسبون، وعلى تفريطكم وإهمالكم نادمون، وعلى رب العزة ستعرضون: وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ.
واعلمواان الله امركم بامر بدأ فيه بنفسه. وثنى بملائكة قدسه. فقال تعالى ولم يزل قائلا عليما. ان الله وملائكته يصلون على النبي ياايهاالذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا ابراهيم وعلى ال سيدنا ابراهيم فى العالمين انك حميد مجيد. اللهم وارض عن الخلفاء الراشدين الذين قضوا باالحق وكانوا به يعدلون ابي بكر وعمر وعثمان وعلي وعن الستة المتممين للعشرة الكرام وعن سائر اصحاب نبيك اجمعين. وعن التابعين وتابع التابعين ومن تبعهم باحسان الى يوم الدين. اللهم لاتجعل لاحد منهم فى عنقنا ظلامة. ونجنا بحبهم من اهوال يوم القيامة. اللهم اعز الاسلام والمسلمين. واهلك الكفرة والمشركين. واعل كلمتك الى يوم الدين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات برحمتك يا واهب العطيات. اللهم ادفع عنا الغلاء والوباء والربا والزنا والزلازل والمحن. وسوء الفتن ما ظهر منها وما بطن عن بلدنا هذا خآصة وعن سائر بلاد المسلمين عامة يا رب العالمين. ربنا آتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا عذاب النار. عباد الله ان الله يأمر باالعدل والاحسان وايتاء ذى القربى وينهى عن الفحشآء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكرواالله العظيم يذكركم. واشكروه على نعمه يزدكم . واسئلوه من فضله يعطكم. ولذكر الله اكبر
Ustadz Abdul Muqit, Pesantren al ‘Inayah, Mangli, Jember.