Jas Hijau, Jangan Sekali-kali Lupakan Jasa Ulama
Opini  

SERBA-SERBI MUKTAMAR : Catatan kecil Muktamar NU ke-34 di Lampung

Oleh : Dr. Akhmad Taufiq ( Wakil Ketua PCNU Jember)


pcnujember.or.id

Muktamar NU ke-34 di Provinsi Lampung, berjalan dengan lancar dan damai. Muktamar yang dalam pandangan saya tidak hanya mampu memberikan teladan demokrasi yang dinamis dan santun, akan tetapi, sekaligus bersifat terbuka bagi publik di seluruh dunia. Sepanjang pengamatan saya dalam perkembangan Ormas Islam di Indonesia, belum pernah dijumpai proses transisi kepengurusan dalam forum tertinggi terbuka seperti ini. Media dapat mengakses agenda ini, sehingga publik seluruh dunia dapat menjadi saksi bagi sejarah besar Muktamar ini.

Dapat kita bayangkan mulai hari pertama pada tanggal 21 Desember 2021, proses pendaftaran dilakukan begitu hati-hati bagi peserta. Tercatat kurang lebih 29 jam digunakan untuk proses pendaftaran yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian secara administratif. Tentu, hal ini saja bagi ormas seperti NU dapat berjalan dengan lancar itu adalah sesuatu yang luar biasa, meskipun sangat melelahkan. Checking data secara digital dan berlapis membuat proses awal tertib peserta ini dapat berjalan dengan baik. Dapat diketahui mana pengurus cabang ataupun Pengurus Wilayah NU yang definitif Surat Keputusan-nya masih berlaku dan sebaliknya yang sudah tidak berlaku, alias mati.

Proses ini selanjutnya, bergulir dan berjalan secara sistematik sebagai idealnya Muktamar; mulai pembukaan di PP Darussaadah yang dihadiri Presiden dan Wakil Presiden RI pada 22 Desember 2021, sampai pada sesi-sesi persidangan, yakni Pleno Tatib Persidangan, Sidang LPJ, Pleno komisi, dan pemilihan pada 24 Desember 2021. Proses yang menurut saya berjalan dinamis, melibatkan secara partisipatoris seluruh Muktamirin yang ada di luar forum menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah besar Muktamar ke-34, sebagai Muktamar yang menyongsong abad ke-2 Nahdlatul Ulama.

Rois ‘Aam dan Ketua Umum PBNU telah dipilih dan ditetapkan. Ini merupakan harga yang luar biasa, sebuah proses demokrasi yang menjunjung tinggi kesantunan, tanpa menafikan dinamika politik kelembagaan. Tentu, kita semua berharap terpilihnya Rois ‘Aam dan Ketua Umum PBNU yang baru dapat memberikan makna strategis bagi ke-Islaman dan Kebangsaan, juga tentunya untuk peradaban dunia di masa depan; di mana NU menyongsong abad ke-2 bagi perjalanan organisasi ini.

Selamat untuk KH. Miftachul Akhyar dan KH. Yahya Cholil Staquf, sebagai Rois’Aam dan Ketua Umum PBNU terpilih untuk masa khidmat 2021-2026. Moga senantiasa diberikan kekuatan dan ma’uunah untuk menyongsong dan membawa organisasi ini lebih baik dan lebih baik lagi.

Publisher : Irwansyah GI