Jelbuk, pcnujember.or.id – Memasuki bulan Rojab, umat Islam diajak untuk memperbanyak amal sholih. Ajakan itu disampaikan oleh Habib Abdullah Bin Muhsin Al Haddar saat mengisi acara Sholawat Raudotul Muhibbin yang digelar di di Dusun Krajan II Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk pada Jumat (19/02/2021). Acara berupa rutinan Sholawat , Tahlil & Sholawat Nariyah Bersama , Acara Rutinan ini rutin di gelar setiap sebulan sekali pada hari Jum’at Legi ba’dah Jum’atan.
“Mari kita seluruh jamaah untuk selalu ber istigfar setiap harinya sebanyak 70 kali,” ujar Habib Abdullah Bin Muhsin Al Haddar dalam wasiatnya.
Anjuran memperbanyak istighfar itu berdasarkan salah satu Hadis Nabi yakni “Barang siapa orang-orang yang beristigfar di bulan Rajab sebanyak 70 kali setiap harinya dengan istikomah dengan izin Allah, Api Neraka akan diharamkan untuk menyentuh banginya,” ujar Habib Abdullah mengutip salah satu hadis.
Baca juga : LPT NU Berikan Pendampingan Penyusunan Proposal Pengabdian Ke Kampus NU
Bulan Rojab menjadi salah satu bulan istimewa. Salah satu maknanya diambil dari nama sebuah surga yang di dalamnya mengalir sebuah susu yang lebih putih dan lebih manis dari pada susu yang ada di Dunia.
Secara kata, lanjut Habib Abdullah, Rojab terdiri dari tiga huruf, yaitu huruf Ra’ , Jim, dan Ba’. Masing-masing huruf itu punya arti khusus. “Huruf ra’ bisa diartikan sebagai rahmat, dimana orang-orang Muslimin yang memuliakan Bulan Rajab, akan selalu diturunkan rahmat baginya. Lalu huruf Jim, bisa diartikan, Dosa. Maksudnya adalah, di mana Bulan Rojab Ini adalah Bulan Istigfar. dimana setiap Orang Muslim di anjurkan untuk selalu beristigfar kepada Allah SWT. Dan terakhir adalah huruf Ba’ ,yang bermakna Bulan penuh kebaikan,” urai Habib Abdullah.
Kemudian Sang Habib menceritakan tentang kisah seorang sahabat Nabi yang bernama Tsauban, ” Pada suatu hari Rasulullah mengajak Tsauban untuk berjalan kesuatu tempat, ditengah jalan, tepatnya di pinggir makam. Kemudian Rasulullah berhenti di makam tersebut. Kemudian Rosulullah bersimpuh menangis dan berdo’a kepada Allah, setelah itu sang sahabatpun mulai bingung, dan kemudian Sahabat Rasul tersebut memberanikan diri untuk bertanya kepada Rosulullah. ” Wahai Rasul kenapa Engkau berhenti dan bersimpuh dengan tangisan di makam tadi.?
Rosul menjawab ” Wahay Tsauban, Orang yang berada dimakan tadi di adzab oleh Allah, Seandainya Orang Itu pernah berpuasa di Bulan Rojab Maka Allah tidak akan mengazabnya.
Baca juga : Komitmen PAC Ansor Semboro Jaga Amaliah NU
Dari Cerita tersebut Habib Abdullah mengajak kepada seluruh jamaah untuk senantiasa menyempatkan diri untuk berpuasa di Bulan Rojab ini.
Di awal ceramahnya, konsentrasi jamaah sempat terganggu oleh hujan deras disertai petir yang mengiringi masjid. Menyikapi kondisi itu, sang habib pun berujar, “Barokahnya Sholawat lebih kuat dari pada Petir dan hujan. Api Nerakapun akan padam oleh Sholawat,” papar Habib Abdullah.
Acara rutinan ini sudah berjalan selama 3 tahun yang dimotori oleh pemerintah desa setempat. Kebetulan, kades Panduman, yakni Winarko Setiawan juga mendapat amanah sebagai ketua ranting NU Panduman.
“Setiap bulannya alhamdulillah selalu kita menghadirkan seorang Habaib untuk mengisi tausiyah ,” ujar Lora H. Nur Huda Ahmad, Ketua Panitia Acara Sholawat Raudatul Muhibbin.
Sebagai ketua panitia, Lora Nur bersyukur atas antusiasme warga mengikuti acara rutinan ini dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Ini menjadi wahana pemantapan ke-aswajaan yang selalu di sampaikan dalam bentuk kebersamaan dengan warga. Adalah kebanggaan tersendiri utamanya bagi kita sebagai warga Nadliyin,” pungkas Lora Nur. (*)
Reporter : Roni Hidayatulloh ( MWCNU Jelbuk )
Editor: Faizin Adi
Publisher: Irwansyah GI