banner 728x250

Muslimat NU Paluombo Merespons Pandemi dengan Kebun Keluarga Bahagia

Aktivitas Pengajian di Paluombo, Kecamatan Ledokombo, Jember
Ilustrasi
banner 120x600

Ledokombo, pcnujember.or.idAwan sedang tertata kalut di langit utara dan angin berhembus dingin menusuk tulang takala sayup terdengar suara serempak “ya amanul khoifin, aminna mimma nakhof”. Sore itu ibu-ibu Muslimat NU Anak Ranting Paluombo, Desa Sumber Salak, Kecamatan Ledokombo, mengikuti muslimatan (4/10/2020) di serambi masjid Al Baitul Amin Al Huda.

Tak hanya membaca sholawat diba’ dan istighotsah mendoakan bangsa, masyarakat dan keharmonisan keluarganya, para ibu-ibu ini juga mendiskusikan gerakan ketahanan pangan keluarga dengan bercocok tanam di pekarangan.

banner 325x300

Acara muslimatan ini ditutup dengan doa yang dipimpin Bu Kurnia, dengan membaca teks doa dari buku “Perawatan Jenazah dengan Tahlil dan Doa-doa” yang diterbitkan PCNU Jember.

Aktivitas Pengajian di Paluombo, Kecamatan Ledokombo, Jember
Ilustrasi

Baca Juga: Upaya NU Ledokombo dalam Percepatan Penanganan Covid-19

Respons Muslimat NU terhadap Pandemi dengan Berkebun Bersama Keluarga Bahagia

Usai berdoa, Bu Fitri mengajak para ibu Muslimat Paluombo di mencapai kemandirian pangan. Caranya dengan menanam sayuran di pekarangan rumah masing-masing. Anggaran belanja sayuran harian kemudian dapat digunakan untuk membeli lauk bergizi bagi keluarga. Dengan membuat berkebun keluarga, para ibu turut serta meringankan beban ekonomi keluarga saat pandemi, tutur kader Muslimat Anak Ranting Paluombo ini.

Bu Rucik menambahkan, gerakan bertajuk “berkebun bersama keluarga bahagia” ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan pekarangan sekitar rumah. Plastik bekas juga dapat digunakan sebagai tempat media tanam. Potongan sayuran yang selama ini dianggap sebagai sampah juga dapat digunakan sebagai bibit. Para ibu juga diajak memanfaatkan air cucian beras dan sampah sayuran. Keduanya dapat digunakan untuk membuat pupuk organik, ungkap aktivis Muslimat Ranting Sumber Salak ini. Ia kemudian mengajak para ibu Muslimat menghitung uang yang terkumpul jika kemandirian pangan keluarga telah tercapai.

Baca Juga: Pentingnya Semangat Kegotongroyongan dalam Menghidupkan Masjid

Gerakan ini mulai berlangsung sejak dua minggu lalu (13/9/2020) berkat dukungan multi-stakeholder, baik Kemenag Jember, Tanoker, dan Kampung Zakat 2. Saat itu, di acara yang sama, Nyai Latifah menghimbau ibu-ibu muslimat Anak Ranting Paluombo menanam sayur lokal bersama keluarga. Menurutnya, menanam bersama keluarga penting untuk menjaga kerukunan rumah tangga dan mencapai ketahanan ekonomi keluarga di masa pandemi ini. Menanam sayur mandiri juga bertujuan menjamin gizi anak tercukupi dengan aneka nutrisi. Anggaran belanja sayur dapat digunakan membeli lauk untuk menunjang gizi anak, tutur pembina 11 titik pengajian ibu-ibu di Paluombo ini.

Selain berdoa dan bersilaturrahim melalui muslimatan, para ibu-ibu di 11 titik pengajian di Paluombo juga belajar banyak hal. Mereka belajar strategi kepengasuhan, makan sehat, kerukunan rumah tangga dan materi lainnya.

Reporter: Mochammad Zaka Ardiansyah

banner 325x300