Jas Hijau, Jangan Sekali-kali Lupakan Jasa Ulama

Mohammad Muslim: Pengalaman adalah Guru Terbaik

Adi Irawan/MWC Sukorambi : Mohammad Muslim, saat memberikan materi dalam acara pelatihan Jurnalistik di PCNU Jember, Sabtu (30/1/2021)

Kaliwates, pcnujember.or.id – Matahari mulai condong kebarat, redup dan lesu mulai tergambar jelas dari wajah peserta pelatihan jurnalistik LTN NU Jember Sabtu (30/1/2021) lalu. Sembari dari pagi hingga sore, mereka duduk manis di kursi hijau yang bertuliskan ‘Nahdlatul Ulama.’

Berpenampilan santai tapi rapi, Mohammad Muslim berdiri tegak tepat di depan semua peserta junalistik saat itu. Satu dari sekian pemateri yang mengisi pelatihan saat itu. Senyumannya sesekali memecah keriuhan peserta di Aula PCNU Jember. “Menjadi jurnalis atau pewarta butuh perjuangan,” katanya, membuka pembicaraan di hadapan peserta.

Baca juga : Meskipun Tengah Pandemi, Peringatan Harlah NU ke-95 Berlangsung Khidmat

Pria kelahiran Pulau Garam itu mulai mengisahkan perjalanannya semasa menjadi jurnalis, hingga membentuk dirinya sebagai pribadi yang kuat dan teguh pada pendirian. Bagi dia, kejujuran dan amar ma’ruf nahi munkar sudah tertanam kokoh semasa ia nyantri di PP An Nuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura. “Itu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” katanya.

Suka duka menjadi jurnalis ia sampaikan semuanya untuk mencambuk semangat para kader LTN NU. Upaya tersebut berhasil membuat semringah wajah pesrta pelatihan jurnalistik. Mereka seolah kian terpancar seraya membetulkan duduk agar lebih nyaman, dan kembali mendengarkan cerita pengalam sang pemateri.

Baca juga : Terdampak Banjir di Bangsalsari Bangunan Pondok Jebol

“Dunia akan menangis saat wartawan bilang menangis. Dan dunia ini akan tertawa saat wartawan bilang tertawa,” imbuhnya. Begitu mulianya menjadi seorang jurnalis itu, lanjutnya, sampai-sampai dunia pun bisa berada dalam genggamannya.

Di akhir, pria yang akrab disapa Cak Muslim itu berpesan, agar kader muda NU harus mampu menjadi penyeimbang dari beberapa tulisan di media. Baik yang condong paham kanan dan kiri. “Melalui pengokohan skill literasi, ini bisa menjadi benteng ketahanan karakter kita dalam bertahan di era disrupsi informasi hari ini,” pungkasnya.

Reporter: Adi Irawan

Editor: Maulana Al Fatih

Publisher : Irwansyah GI