Jas Hijau, Jangan Sekali-kali Lupakan Jasa Ulama

Pengukuhan di PAC Tempurejo: Kalau Tidak Karena NU dan Kyai, Tidak Ada Pagar Nusa

Acara Pengukuhan Pagar Nusa Kecamatan Tempurejo sebagai benteng bagi NU dan ulama. (Foto: Muh Kanzul Fikri)

Tempurejo, pcnujember.or.id – Sebagai perguruan silat yang lahir dan besar dari rahim Nahdlatul Ulama (NU), Pagar Nusa memiliki kekhasan tersendiri. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam acara pengukuhan Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (IPSPN-NU) PAC Tempurejo pada awal pekan (14/02) lalu. Acara yang berlangsung di Aula MWC NU Kecamatan Tempurejo ini juga sekaligus untuk memperingati harlah NU yang ke 95.

“Kalau tidak karena NU dan kyai, tidak ada Pagar Nusa. Oleh sebab itu, seluruh peserta Pagar Nusa yang akan dikukuhkan ini, akan menjadi benteng NU dan benteng kyai,” ujar Ahmad Mustakim, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPSPN-NU Kecamatan Tempurejo dalam sambutannya.

Acara pengukuhan tersebut berlangsung meriah dengan pengamana dari pihak Banser NU. Panitia juga menekankan penegakan protokol kesehatan (prokes) dalam acara tersebut. Seluruh hadirin diwajikan untuk melewati pengecekan suhu tubuh menggunakan thermogun; memakai masker, mencuci tangan dengan memakai hand santizer atau air mengalir yang disiapkan panitia.

Menurut Mustakim, ketaatan terhadap protokol kesehatan menjadi aspek penting yang diperhatikan panitia dalam menyiapkan pelaksanaan pengukuhan anggota Pagar Nusa. Pasalnya agenda pengukuhan tersebut juga menjadi kegiatan rutin badan otonom (Banom) NU setiap tahun.

Baca juga : Melanjutkan Estfet Perjuangan, PK IPPNU SMK 02 Islam 45 Ambulu Dilantik Dengan Prokes

“Pagar Nusa sebagai benteng NU, kiai dan NKRI juga harus mematuhi anjuran maupun himbauan kyai dan pemerintah. Termasuk disaat pandemi seperti saat ini. Anggota Pagar Nusa di Tempurejo ini sebenarnya mencapai ratusan, tetapi karena pandemi, hanya puluhan yang hadir dengan prioritas anggota baru dan pendamping serta mengundang beberapa tokoh dan banom NU,” tegas pria asal Desa Wonosari ini.

Lebih lanjut, Mustakim menekankan agar seluruh kader Pagar Nusa harus tetap rendah hati meskipun mempunyai keahlian bela diri. Hal ini sebagai bentuk akhlaqul karimah serta mengamalkan Ahlussunnah Wal Jamaah di tengah-tengah masyarakat.

Dewan Rois suryah MWC Tempurjo, Kyai Abdul Fatah mengapresiasi pelaksanaan pengukuhan anggota baru Pagar Nusa yang dilakukan sesuai prokes. Ia juga menyampaikan salam dari ketua MWC NU, bapak Hasyim yang berhalangan hadir. Tetapi acara pengukuhan harus berjalan tertib dan tidak mengurangi kekhidmatan acara pengukuhan anggota tetap Pagar Nusa.

Baca Juga : Turba ke MWC NU Ajung, LDNU Jember Bahas Kaderisasi Dai

“PN memiliki Iman dan taqwa yang kuat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan memiliki itu Pagar Nusa bisa menjadi benteng Nahlatul Ulama dan NKRI. Jagalah keamanan dan ketertiban, serta siap menjaga kyai, NU, Nusa dan bangsa,” ujar Kyai Abdul Fatah.
Beberapa tokoh dan pembina Pagar Nusa Kecamatan tempurjo juga memberikan motifasi kepada anggota tetap Pagar Nusa yang akan dikukuhkan. Seperti Bapak Sulaiman (Curah Jamur), KH. Abdur Rohim(Gus Rohim) pimpinan Yayasan Asma’ Bismil dan Bapak Imam Hanafi (Pengurus IPSI), serta rois syuryah MWC Tempurjo, Kyai. Abdul Fatah.

Banyak hal yang disampaikan ketiga tokoh tersebut, betapa pentingnya Pagar Nusa dalam menjaga kyai, NU dan NKRI. “Sejak dulu Pagar Nusa selalu siap menjaga kyai, NU dan negera,” kenang Gus Rohim, sebari melihat foto Gus Maksum pendiri Pagar Nusa di backdrop.

Tampak saat pembukaan acara pengkuhan anggota baru Pagar Nusa, dihadiri badan otonom NU, mulai Ansor, ISNU, IPNU dan IPPNU sehingga acara berlangsung khidmat meskipun sederhana.

Reporter: Muh Kansul Fikri
Editor : Faizin Adi
Publisher: Irwansyah GI